Derap Reformasi. Hukum, Ekonomi, Politik, Pemerintahan: Pontianak, Kalimantan Barat – Pimpinan Redaksi Nasional Majalah derap Reformasi (derap.com) Rahmat, dianiaya oleh orang suruhan oknum pejabat KSOP Pontianak. Pelaku orang suruhan yang tampil untuk mendiskriminasikan dan menganiaya seorang Jurnalis ini di kenal bernama Adi.
Pelaku bersama deri dan seorang rekan usaha pelayaran
Penganiayaan itu berawal saat korban sedang duduk diwarung kopi menunggu jadwal wawancara yang masih lama. Tiba- tiba datang satu orang dan satu orang lagi menyusul menghampiri korban dan berinteraksi. “Kami sedang santai ngopi terpisah dibeberapa meja diwarkop sariwangi jalan tanjung pura kota Pontianak.” Kata nya. Maklum, Sariwangi dari tahun 90 enak untuk tempat kumpul ngopi. Disitu penduduk tempatan termasuk Bro Elan ya, tutur Adam biasa di sapa.
Palaku menujuk kepada rekan yang semula duduk di seberang meja Korban
Orang pertama yang menghampiri Korban dan berinteraksi menurut pantauan CCTV yaitu pejabat KSOP Pontianak. Korban masih duduk saat terpantau sedang berinteraksi sebelum orang kedua datang.
di singgung tentang informasi Deri baru 2 bulan lebih pindah tugas di KSOP Pontianak menjabat Kasi Sertifikasi ya Pak. “Iya, menurut informasi demikian walau kita tau jadwal upacara pelantikan, namun data resmi sukar kami dapat mengengit secara elektronik KSOP Pontianak belum juga dipublikasikan struktur organisasinya yang baru.
Jadi benar apa yang dikatakan Panglima Melayu. Mereka belum membuat laporan Publikasi itu.
Menurut pantauan CCTV Deri keluar dari dalam warung kopi sendiri menghampiri meja korban. Apa yang saudara Deri Tanyakan. “Ya, Dia (Deri) bertanya kenapa bawa bawa nama Panglima LPM. ungkap Korban.
Menurut rekam jejak CCTV, tidak berapa lama kemudian datang seorang lagi, walau tidak kalah serunya seperti orang suruhan Deri yakni pelaku. “Sebenarnya kata sumber Korban, Pelaku tidak memiliki kapasitas hubungan kerja, baik dalam pemberitaan media atau atau orang yang turut dimintai keterangan oleh media. Pertanyaannya, kenapa Pelaku (A) sangat emosi tentang pekerjaan orang lain? .
Selanjutnya dikatakan, “Aku jawab ke Deri. Hubungan dengan Panglima Melayu yang dimana. Kalau menyangkut statemant Panglima Melayu tentang harus terjaringnya kapal masuk dari Kaltim yang Non Dokumen sudah jelas. Tidak ada yang bisa merubah statemant kecuali Panglima LPM”. Ehh si Deri malah ngajak berantem nunjuk ke lapangan parkir. Aneh, ungkapnya.
Aku punya pemikiran begini ya, Korban beropini. Kalau bunuh orang mudah, hidupin nya susah bung. Begitu juga masukin orang dipenjara mudah, apalagi petugas karena itu kerjaannya . Tapi keluarinnya susah.
Aku tanya sama si Deri, Masalahnya dimana ?
Dia tidak menjelaskan. Malah marah marah nunjuk dada kiri aku, pake acara meludah lalu ngomong ‘Aku petugas’. Alhamdulillah aku masih waras dapat kuasai nafs. Kata Adam.
Pelaku oleng setelah gagal memukul Korban
Apa gejala spikis seperti ini terkait masalah Mental Petugas ya. Tanya Adam pada Tim. atau ada yang tidak mengerti bahwa kami juga Jurnalis memiliki tugas.
Jika mereka punya tugas, ya laksanakan. Jika benar, maka kebenaran untuk tugas kamu dan diri mereka juga.
Tugas jurnalis antara lain mengambil, menyimpan, menginformasikan, mempublikasi kan, mancari dari sumber terpercaya. Kata nya.
Kami tidak akan lari dari konsekuensi tugas Wartawan.
Ini tindak Pidana. Menyuruh orang lain untuk melukai, mencedarai dan menganiaya wartawan di muka umum. Kami pakai baju lengkap atribut Jurnalis sewaktu diserang. kata adam.
Menurut pantauan CCTV. Korban pertama kali dipukul oleh si A (orang suruhan si Deri), di depan pintu warung warkop. Namun dapat di elakan. dan saking kencengnya itu pukulan yang tidak kena, si A huyung, kacamata nya jatuh. Coba jika Korban melakukan balasan, bagamainana nasib anak orang.
“Saya juga sudah menyurati Kapolresta Pontianak untuk meminta percepatan tindakan atas kasus ini,” Maklum menjelang Pilkada biasanya APH banyak tugas, tegasnya.