Derap Hukum: Probolinggo – Dampak munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan sapi yang sangat dikeluhkan oleh para pedagang daging, mendapat perhatian khusus dari Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi.
Sebelumnya diberitakan, saat dilakukan pengecekan di Pasar Dringu pada Senin -4.7.2022, dua pedagang atas nama Ernawati dan Sugiarto mengeluh karena omzet dagangan mereka turun hingga 50-70% dikarena masyarakat takut mengonsumsi daging sapi semenjak adanya wabah PMK.
Melihat hal itu, Kapolres Probolinggo mengambil langkah dengan rencana mengadakan ‘Festival Kuliner Rawon Khas Probolinggo’ sebanyak 5000 porsi gratis bagi masyarakat yang akan digelar di Lapangan alun-alun Kraksaan pada Rabu 6.7.2022, jam 09.00 waktu setempat
Selain memperingati Hari Bhayangkara ke-76, Festival kuliner rawon ini bertujuan untuk menepis isu bahaya daging sapi ditengah wabah PMK. Selain itu, juga untuk mengajak masyarakat agar tidak takut mengonsumsi daging sapi asal dilakukan pengolahan dengan benar.
Dikatakan Kapolres Probolinggo, “Daging sapi dapat dikonsumsi setelah dilakukan pengolahan dengan benar dengan cara mencuci daging hingga bersih, kemudian merebusnya sekitar 30 menit dengan suhu minimal 70 derajat celcius,” kata Teuku Arsya Khadafi, Selasa 5.7.2022.
Lebih lanjut, Khadafi menambahkan ‘semoga dengan diadakannya festival kuliner rawon ini, dapat membuat masyarakat kembali mengkonsumsi daging sapi seperti sedia kala.
“Bila daya beli dan daya jual daging sapi kembali seperti semula. Kita yakin pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Probolinggo dapat meningkat meski ditengah wabah PMK,” pungkas Kapolres Probolinggo.