Aspirasi Emak-emak Kembali Desak Pemerintah Tetapkan Hari Libur Nasional 15 Maret

Derap Reformasi, Politik, Pemerintahan: Banten , Jakarta – Resolusi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) 15 Maret 2021 menegaskan Islamophobia telah menjadi perhatian dunia Internasional termasuk bagi Indonesia merasakan ada tekanan serta upaya untuk memecah belah umat, bahkan terkesan selalu ingin dibenturkan dengan umat beragama yang lain.

Menurut Pantauan beberapa artikel, perkumpulan Aspirasi Emak-emak yang diketuai Wati Imhar Burhanudin merupakan satu diantara sejumlah entitas (aktifitas) yang gigih juga memperjuangkan agar pemerintah Indonesia serius menanggapi Resolusi PBB itu.

Ia meminta pemerintah segera menetapkan setiap tanggal 15 Maret menjadi hari libur nasional, Ini menjadi apresiasi penghormatan atas penetapan resolusi PBB untuk umat Islam di Indonesia. Ungkapnya.

Perjuang Aspirasi Emak-emak juga telah melakulan berbagai upaya agar pemerintah Indonesia menetapkan setiap tanggal 15 Maret menjadi hari libur nasional sejak resolusi PBB dikeluarkan. Katanya.

Maka dalam waktu dekat Tutur Wati, Aspirasi bersama segenap elemen pendukung serta organisasi yang senapas akan dilaksanakan, untuk memperjuangkan penetapan hari libur nasional pada 15 Maret di Indonesia.

Ia mengatakan, akan menyambangi berbagai instansi dan lembaga dengan mengajak sejumlah organisasi pendukung serta elemen masyarakat untuk secara bersama berjuang dan mengupayakan agar setiap tanggal 15 Maret dijadikan hari libur nasional.

Apakah dari Indonesia, Aspirasi Enak-emak dibawah komando Wati Imhar Burhanudin dan Bunda Jatiningsih akan membangun jaringan komunikasi (silaturrachmi) dengan segenap komunitas masyarakat muslim diberbagai negara ?

“Seperti Komunitas masyarakat Muslim Amerika yang baru saja merayakan “Day to Combat Islamophobia” di pusat peradaban dunia yang telah mulai bergeser ke Timur”. Ungkapnya.

Sekarang ini.Dr. Iman Syamsi Ali dengan segenap gerbong organisasi kemasyarakatan yang dia pimpin dan dibinanya di negeri orang itu, pun baru saja menyelenggarakan semacam peringatan hari Islamophobia (15- 18 Maret).

“Dengan mendudukkan sejumlah tokoh guna memapar ikhwal masalah Islamophobia yang telah dimuati oleh beragam kepentingan dari berbagai pihak itu”. Ucapnya.

Sehingga sangat merugikan perkembangan dan kemajuan umat Islam untuk menebarkan rachmat Tuhan bagi semua manusia tanpa kecuali yang ada di muka bumi.

Pemahaman terhadap konsepsi Tuhan untuk manusia sebagai makhluk pilihan yang paling mulia di bumi, maka proposal kerja adalah berpegang pada kata kunci rachmatan lil alamin.

Artinya, paling tidak harus membangun ikatan untuk persaudaraan sesama manusia tanpa kecuali. Karena itu, pemahaman terhadap Islamiphobia perlu dihadapi secara bersama seluruh umat beragama. terang Wati.

Ditambahkan nya lagi, karena muatan Iskamophonia telah menjadi bom pemecah dari kerukunan umat beragama di dunia.

Sedangkan konsep yang turun dari langit jelas dalam bentuk dan wujudnya yang harus nyata dalam makna rachmatan lil alamin.kata Wati Imhar Burhanudin.

Karena itu’ Dia menyatakan sebagai motor penggerak seluruh potensi atau kekuatan yang akan memobilisasi massanya untuk meminta kesemua lembaga termasuk instansi terkait, untuk memberi perhatian dan mendorong pemerintah menetapkan hari libur nasional pada setiap tanggal 15 Maret di Indonesia. Tandas aktivis perempuan 2003, kamis pagi -16 Maret 2023 via seluler.